Selasa, 11 Agustus 2009

Puisi Ngecap

Sudah lama aku tak mersakan khdirnmu
Penat rasanya kepalaku bila aku tak dapat merasakanmu
Mengapa hrs ada yg menghalangi hub. kita?
Hrskh aku memaksakan diri utk bisa bertemu dngnmu?
Walau kutahu aku hnya akan smakin terluka..
Aku skrng hnya dpt menemui penggantimu..
Dia tak lbh baik darimu..
Akankah wktu mmbriku ckup peluang?
duhai ice cream..
Aku ingin merasakanmu..
Tp penyakit batuk ini menghalangiku..
(berlebihan!)

Jumat, 31 Juli 2009

Sabtu, 23 Mei 2009

Pieternal Berkers & Renee Bekkers



Accordeon Duo TOEAC at Erasmus Huis

Sabtu,23 MEi 2009 kemaren di Erasmus Huis, gw, Virra, Novi nonton pertunjukkan accordeon duo yg keren abis dari Pieternal Berkers & Renee Bekkers. Konser berlangsung dari jam 16.00-17.45. Di konser itu, duo cewe ini membawakan 7 lagu klasik, yaitu: Tango (van Igor Stravinsky), Prelude (van Cesar Franck), Views from a Dutch Train (van Jacob Ter Veldhuis), Caricias (van Sebastiaan Klein), Ma Mere L'Oye (van Maurice Ravel), Gesprach mit Einem Schatten, dan Delenuit Schilderijententoonstelling (van Modest Moussorgsky). Gw masih agak bingung apa yg dimainin sama Pieternal Berkers. Bentuknya emang sama kaya accordeon, tapi ga ada tuts-tuts yg kaya pianonya. Pas ditanya langsung dia bilang accordeon yg dia maenin itu kromatik. Gw juga dapet tanda tangan mereka berdua. Yay...langsung gw frame pas nyampe di rumah. Gila! Itu bener-bener hari yg indah bgt! Meski harus bela-belain naek busway jauh-jauh tapi kebayar lah sama permainan+tanda tangan mereka...

Selasa, 12 Mei 2009

Padang Lamun

4. Padang Lamun

Wilayah ini terdapat antara batas terendah daerah pasang surut sampai kedalaman tertentu di mana matahari masih dapat mencapai dasar laut.

Di Indonesia ditemukan jumlah jenis lamun yang relatif lebih rendah dibandingkan Filipina, yaitu sebanyak 12 jenis dari 7 marga. Namun demikian terdapat dua jenis lamun yang diduga ada di Indonesia namun belum dilaporkan yaitu Halophila beccarii dan Ruppia maritime. Dari beberapa jenis yang ada di Indonesia, terdapat jenis lamun kayu (Thalassodendron ciliatum) yang penyebarannya sangat terbatas dan terutama di wilayah timur perairan Indonesia, kecuali juga ditemukan di daerah terumbu tepi di kepulauan Riau (Tomascik et al 1997). Jenis-jenis lamun tersebut membentuk padang lamun baik yang bersifat padang lamun monospesifik maupun padang lamun campuran yang luasnya diperkirakan mencapai 30.000 km2.

Jenis-Jenis

  1. Cymodocea rotundata : terdapat di daerah intertidal dan merupakan makanan duyung
  2. C. serrulata : umum dijumpai di daerah intertidal di dekat mangrove, dan merupakan makanan duyung
  3. Enhalus acoroides: tumbuh pada substrat berlumpur dan perairan keruh, dapat membentuk padang lamun spesies tunggal, atau mendominasi komunitas padang lamun
  4. Halodule pinifolia : pertumbuhannya cepat, merupakan spesies pionir, umum dijumpai di substrat berlumpur
  5. H. uninervis : membentuk padang lamun spesies tunggal padarataan karang yang rusak
  6. Halophila decipiens : dikenal sebagai makanan duyung
  7. H. ovalis : dapat merupakan spesies yang dominan di daerah intertidal, mampu tumbuh sampai kedalaman 25 m
  8. H.spinulosa : merupakan makanan duyung
  9. Thalassia hemprichii : umum dijumpai di daerah subtidal yang dangkal dan berlumpur
  10. Thalassodendron ciliatum : paling banyak dijumpai, biasa tumbuh dengan spesies lain, dapat tumbuh hingga kedalaman 25 m. Sering dijumpai pada substrat berpasir. Sering mendominasi di zona subtidal dan berasosiasi dengan terumbu karang sampai kedalaman 30 m, di lereng terumbu karang
  11. Syringodium isoetifolium
  12. H. minor


Rumput Laut


3. Rumput Laut

Rumput laut alam biasanya dapat hidup di atas substrat pasir dan karang mati. Beberapa daerah pantai di bagian selatan Jawa dan pantai barat Sumatera, rumput laut banyak ditemui hidup di atas karang-karang terjal yang melindungi pantai dari deburan ombak. Di pantai selatan Jawa Barat dan Banten misalnya, rumput laut dapat ditemui di sekitar pantai Santolo dan Sayang Heulang di Kabupaten Garut atau di daerah Ujung Kulon Kabupaten Pandeglang. Sementara di daerah pantai barat Sumatera, rumput laut dapat ditemui di pesisir barat Provinsi Lampung sampai pesisir Sumatera Utara dan Nanggroe Aceh Darussalam.

Berikut adalah jenis-jenis rumput laut / alga. diantaranya alga merah, hijau, dan cokelat. dari setiap jenis alga ada beberapa pengelompokanya yaitu :

Jenis Alga Coklat:
Dictyopteris sp.
Dictyota bartayresiana
Hormophysa cuneiformis
Sargassum plagyophyllum (Mertens)
Sargassum polycystum
Turbinaria conoides (J. Agardh)
Turbinaria decurens (Bory)
Turbinaria murayana
Sargassum cinereum J.G. Agardh

Daftar Jenis ALGA HIJAU:
Boergesenia Forbesii (Harvey
Halimeda macroloba Decaisne
Halimeda macrophysa Askenasy
Halimeda micronesica Yamada
Caulerpa racemosa var Occidentalis
Halimeda renschii Hauck
Caulerpa serrulata
Codium harveyi Silva
Dictyosphaeria cavernosa

Daftar Jenis ALGA MERAH:
Acanthophora muscoides
Halymenia durvillaei
Amphiroa sp.
Ceratodityon variabilis
Corallina sp.
Jania adherens
Kappaphycus alvarezii (Doty)
Eucheuma edule Koetzing
Laurencia elata


Terumbu Karang

2. Terumbu Karang

A. Berdasarkan Geomorfologinya

a. Terumbu karang tepi (fringing reefs)

Terumbu karang tepi atau karang penerus berkembang di mayoritas pesisir pantai dari pulau-pulau besar. Perkembangannya bisa mencapai kedalaman 40 meter dengan pertumbuhan ke atas dan ke arah luar menuju laut lepas. Dalam proses perkembangannya, terumbu ini berbentuk melingkar yang ditandai dengan adanya bentukan ban atau bagian endapan karang mati yang mengelilingi pulau. Pada pantai yang curam, pertumbuhan terumbu jelas mengarah secara vertikal. Contoh: Bunaken (Sulawesi), Pulau Panaitan (Banten), Nusa Dua (Bali).

b. Terumbu karang penghalang (barrier reefs)

Terumbu karang ini terletak pada jarak yang relatif jauh dari pulau, sekitar 0.5­2 km ke arah laut lepas dengan dibatasi oleh perairan berkedalaman hingga 75 meter. Terkadang membentuk lagoon (kolom air) atau celah perairan yang lebarnya mencapai puluhan kilometer. Umumnya karang penghalang tumbuh di sekitar pulau sangat besar atau benua dan membentuk gugusan pulau karang yang terputus-putus. Contoh: Batuan Tengah (Bintan, Kepulauan Riau), Spermonde (Sulawesi Selatan), Kepulauan Banggai (Sulawesi Tengah).

c. Terumbu karang cincin (atolls)

Terumbu karang yang berbentuk cincin yang mengelilingi batas dari pulau­pulau vulkanik yang tenggelam sehingga tidak terdapat perbatasan dengan daratan. Menurut Darwin, terumbu karang cincin merupakan proses lanjutan dari terumbu karang penghalang, dengan kedalaman rata-rata 45 meter. Contoh: Taka Bone Rate (Sulawesi), Maratua (Kalimantan Selatan), Pulau Dana (NTT), Mapia (Papua)

d. Terumbu karang datar/Gosong terumbu (patch reefs)

Gosong terumbu (patch reefs), terkadang disebut juga sebagai pulau datar (flat island). Terumbu ini tumbuh dari bawah ke atas sampai ke permukaan dan, dalam kurun waktu geologis, membantu pembentukan pulau datar. Umumnya pulau ini akan berkembang secara horizontal atau vertikal dengan kedalaman relatif dangkal. Contoh: Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Kepulauan Ujung Batu (Aceh)

B. Berdasarkan Bentuk dan Hubungan Perbatasan Tumbuhnya Terumbu Karang dengan Daratan (land masses

a. Terumbu Reef

Endapan masif batu kapur (limestone), terutama kalsium karbonat (CaCO3), yang utamanya dihasilkan oleh hewan karang dan biota-biota lain yang mensekresi kapur, seperti alga berkapur dan moluska. Konstruksi batu kapur biogenis yang menjadi struktur dasar suatu ekosistem pesisir. Dalam dunia navigasi laut, terumbu adalah punggungan laut yang terbentuk oleh batu karang atau pasir di dekat permukaan air.

b. Karang Coral

Disebut juga karang batu (stony coral), yaitu hewan dari Ordo Scleractinia, yang mampu mensekresi CaCO3. Hewan karang tunggal umumnya disebut polip.

c. Karang terumbu

Pembangun utama struktur terumbu, biasanya disebut juga sebagai karang hermatipik (hermatypic coral) atau karang lunak, berbeda dengan batu karang (rock), yang merupakan benda mati.